Mengulik Prosesi Siraman dalam Tradisi Nikah Adat Sunda, Tata Cara dan Maknanya
Tradisi nikah adat Sunda memiliki beberapa rangkaian acara yang dilakukan jauh sebelum hari pernikahan hingga setelah akad dilaksanakan. Salah satu upacara yang biasanya dilakukan beberapa hari sebelum akan nikah adalah siraman. Melalui artikel ini, Passioners akan mengetahui urutan dan tata cara siraman adat sunda yang benar serta makna yang ada dibaliknya.
Baca juga: Susunan Acara Nikah Adat Sunda Lengkap, Dari Prosesi Pra Pernikahan Hingga Upacara Setelah Akad
Tradisi Nikah Adat Sunda
Sebelum kita membahas secara rinci mengenai prosesi siraman, alangkah baiknya kita mengetahui terlebih dahulu rangkaian acara lengkap dalam tradisi nikah adat sunda.
Secara singkat, susunan acara nikah adat sunda yang dilakukan sebelum akad yaitu neundeun omong (menyimpan janji), nyeurehan (lamaran), nyandakeun (seserahan), ngencakeun aisan, ngaras, siraman, ngerik, dan ngenyeuk seureuh.
Saat hari H pernikahan, sang pengantin akan melakukan beberapa tradisi nikah adat sunda seperti mapag penganten, upacara seserahan, akad nikah, sungkeman, nyawer, nincak endog, membakar harupat, dan huang lingkup. Masing-masing prosesi memiliki makna tertentu yang sarat akan pesan bagi orang yang menyaksikan maupun calon pengantin sendiri.
Susunan Acara Siraman Adat Sunda
Siraman sebagai salah satu bagian dari tradisi adat sunda merupakan prosesi yang memiliki tujuan untuk mensucikan calon pengantin wanita baik secara lahir maupun batin. Acara ini biasanya dilakukan di kediaman calon mempelai wanita pada siang hari. Berikut susunan acara siraman adat sunda.
1. Ngecakeun Aisan
Prosesi pertama yang dilakukan dalam susunan acara siraman adat sunda adalah ngecakeun aisan. Acara ini dimulai dengan calon pengantin wanita yang keluar dari kamar dengan digendong (diais) secara simbolis oleh sang ibu menuju ke tempat sungkeman, sementara sang ayah berjalan di depan sembari memegang lilin.
Sang ibu yang menggendong anaknya secara simbolis memiliki makna tanggung jawab orang tua kepada anaknya. Sedangkan sang ayah yang membawa lilin melambangkan bahwa sang ayahlah yang memberikan penerangan pada keluarga.
Setelah ketiganya sampai di tempat sungkeman, maka sang ayah akan ngecakeun aisan atau melepaskan gendongan calon mempelai wanita dari sang ibu yang memiliki makna bahwa tanggung jawab kedua orang tua kepada anaknya telah usai dan akan digantikan oleh calon pengantin pria.
2. Dipangkon
Tradisi nikah adat sunda yang selanjutnya harus dilakukan adalah dipangkon. Setelah calon mempelai wanita dan kedua orang tuanya sampai di tempat sungkeman, calon mempelai akan duduk di pangkuan kedua orang tuanya yang memiliki makna kasih sayang orang tua kepada anaknya yang tidak terbatas.
3. Ngaras
Prosesi ngaras biasanya diawali dengan sungkeman dan permohonan doa restu yang dilakukan oleh calon mempelai. Pada momen ini, biasanya orang tua akan memberikan nasihat agar rumah tangga yang dijalani anaknya kelak langgeng dan harmonis.
Upacara ngaras sendiri dilakukan dengan membasuh kaki kedua orang tua yang memiliki makna bahwa sang anak akan selalu berbakti kepada kedua orang tuanya. Acara kemudian dilanjutkan dengan menyemprot minyak wangi yang menjadi simbol bahwa sang anak akan selalu mengharumkan atau menjaga nama baik keluarga dimanapun mereka berada.
4. Mencampur Air Siraman
Susunan acara siraman adat Sunda yang selanjutnya adalah pencampuran air siraman. Air siraman yang diletakkan dalam bokor (sejenis kendi) dicampur dengan 7 jenis bunga yang sering disebut juga sebagai kembang setaman.
Dalam tradisi nikah adat sunda, ada 3 macam bunga yang wajib digunakan dalam prosesi ini, yaitu mawar yang menjadi simbol bahwa calon mempelai akan selalu jujur, melati yang mengandung harapan bagi calon pengantin agar selalu mengharumkan nama keluarga dan disukai oleh banyak orang, serta kenanga yang menjadi lambang harapan agar calon mempelai membawa kedamaian dan keteduhan hari bagi orang-orang yang ada di sekitarnya.
5. Siraman
Prosesi yang juga disebut sebagai ngibakan ini diawali dengan calon pengantin wanita yang menuju tempat siraman dengan menginjak 7 helai kain yang dibentangkan sembari dibimbing oleh kedua orang tuanya.
Ngibakan kemudian dimulai oleh sang ibu yang mengguyurkan air siraman, kemudian dilanjutkan oleh sang ayah, lalu keluarga dan kerabat dekat calon pengantin.
Jumlah penyiram dalam tradisi nikah adat sunda harus berjumlah ganjil yang biasanya dilakukan oleh 7, 9 hingga 11 orang yang semuanya sudah menikah dan memiliki rumah tangga yang harmonis.
Setelah siraman selesai dilakukan, sang ayah kemudian akan menuangkan air wudhu untuk sang anak yang memiliki makna bahwa calon mempelai tidak boleh meninggalkan ibadah dalam kondisi apapun.
6. Potong Rambut atau Ngerik
Prosesi potong rambut atau ngerik merupakan salah satu tradisi nikah adat sunda yang dilakukan sebagai lambang bahwa calon mempelai mempercantik diri lahir dan batin sebelum hari pernikahan.
Potongan rambut yang diperoleh dari acara ini lalu akan disatukan dengan potongan rambut calon pengantin pria dan kemudian dikubur si pekarangan rumah mempelai wanita. Hal ini dilakukan sebagai simbol membuang hal buruk yang dilakukan oleh calon pengantin di masa lalu agar mendapatkan kebahagiaan dan kebaikan dalam rumah tangganya kelak.
7. Dulangan Pungkasan
Dulangan pungkasan atau suapan terakhir memiliki makna bahwa orang tua melepaskan sang anak untuk hidup mandiri dengan keluarga barunya. Prosesi ini dilakukan dengan memotong tumpeng dan kemudian orang tua mempelai akan menyuapi anaknya sebanyak tiga kali.
8. Rebutan Parawanten
Susunan acara siraman adat sunda yang terakhir adalah rebutan parawanten. Dalam acara ini, seluruh tamu undangan akan berebut beubeutian dan hahampangan. Beubeutian adalah tumbuhan yang berbuah di dalam tanah seperti talas, ubi, kacang-kacangan, singkong, dan jagung yang sudah direbus.
Sedangkan hahampangan adalah makanan ringan seperti kerupuk, keripik, rengginang, serta makanan ringan lain. Acara ini mengandung harapan agar calon mempelai dilancarkan rezekinya, segera mendapatkan momongan, serta mampu menyelesaikan berbagai masalah dalam rumah tangga.
Baca juga: Yuk, Intip Ritual dan Tata Cara Pernikahan Adat Sunda!
Meski tradisi nikah adat sunda memiliki banyak rangkaian acara yang harus disiapkan, jangan lupa untuk mempersiapkan cincin nikah terbaik Passioners dengan mengunjungi toko perhiasan Passion Jewelry dan dapatkan perhiasan dengan kualitas dan model serta desain terbaik untuk pernikahan Passioners.
Selain mengunjungi toko secara langsung, Passioners juga bisa melihat katalog produknya dan melakukan pemesanan secara online melalui www.passionjewelry.co.id.